ANTP - (Cirebon Raya) 23/02/2020
Dari 7 istri sah Sunan Gunung Jati mampu membangun 4 keraton dan satu pengguron islam di Gunug Jati. Semua anak dan istri akur.

Istri pertama nyimas pakung wati tak mendiami kraton memilih berdakwa bersama Kanjeng Sunan.
Dan menitipkan tajug yang berada di dalam keraton kesepuan kepada anak dan istri kedua Sunan Gunung Jati.

Putra mahkota itu dari istri pertama dan anak pertama ,seharusnya berada dalam keraton dan menduduki kursi gading kencana. Akan tetapi istri pertama yang bergelar  Nyimas Panatagama atau  Nyimas pakung wati berserta anak dan bapaknya Mbah kuwu Cirebon atau pangeran Cakra buana memilih hidup sederhana berjuang untuk agama Allah dan terus mendukung Perjuangan menantunya Sunan Gunug Jati (Syeikh Syarif Hidayatullah).

Dan para anak dari istri lain yang berada di luar tembok Keraton disebut P.Jaba Kuta. Dewan mursid Syeikh Bentong dan Syeikh Nurjati, bersama Syeikh Majagung selalu mendampingi anak anak sultan di luar tembok keraton atau P.Jaba Kuta .

Mendidiknya dan tetap mengawalnya untuk taat pada Agama Allah dan Mengikuti Anjuran Risalah Rosulullah. Nabi besar Muhammad Salallahu Allaihi Wassalam.

Jadi kenapa 4 Sultan akur 4 keraton terbangun megah ???
Karena yang ditanam adalah ukuah islamiaya yang berinti kekuatan silaturahmi keluarga. Begitulah sepenggal cerita leluhur Ciayumajakuning, yang dipaparkan Ketua Umum Forum Silaturahmi Pemuda Cirebon, Saeful Mu'minin

"Begitu besar karunia Allah pada orang yang menjaga SILATURAHMI dan keutuahan keluarga, Semoga keluarga ku bisa seperti yg pernah dialami keluarga Sunan Gunug jati Cirebon, Amin Ya Robal Alamin. Mampu menjaga silaturahmi yg baik sesama keluarga dan sodara, Seduluran Sampe Mati." Ujarnya

(Red)
Lebih baru Lebih lama