ANTP - (Cirebon) . Keraton adalah rumah tinggal sultan atau raja yang telah menjadi warisan bendawi selama ratusan tahun tentu sifatnya pasif namun keluarga besar Kesultanan Kanoman tetaplah aktif menerima dan membuka diri dengan kondisi jaman agar pengaruh budaya adiluhung yang bersumber dari keraton dan modernisasi jaman dapat membaur menjadi kekuatan budaya lokal Cirebon dan daerah sekitarnya karena masih saling terkait baik dalam sejarah, seni dan bahasa.
Perubahan jaman harus diantisipasi oleh keluarga besar kesultanan dan berharap masyarakat pun mengetahui serta memahami beragam aturan/pakem dan tradisi di Kesultanan Kanoman. Oleh karena itu pembauran atau akulturasi antara nilai warisan adiluhung dengan perkembangan jaman dilakukan setiap jamannya termasuk sosialisasi pemahaman pada media sosial dan kegiatan kreatif lainnya untuk menyisipkan apa yang menjadi aturan/pakem dan tradisi yang ada.
Pemerintah tidak bisa lepas tangan membiarkan kesultanan untuk melestarikan warisan adiluhung para leluhur mengingat banyaknya pengorbanan kesultanan yang pernah diberikan kepada terbentuknya NKRI dan terbentuknya kota atau kabupaten yang dahulunya menjadi wilayah kesultanan.
Kesultanan akan selalu berubah sesuai perkembangan jamannya dan tetap menjadi sumber referensi nilai kebaikan yang diwariskan leluhur. Ada atau tanpa bantuan pemerintah tentu pelestarian ini akan terus berjalan.
Tentu sebagai sebuah warisan adiluhung yang masih bertahan selama ratusan tahun, Kesultanan Kanoman Cirebon harus survive sesuai jamannya. Keluarga Sultan dan kerabat yang tinggal didalam keraton maupun diluar keraton hidup dalam dinamika jamannya masing-masing. Tetapi...ada adat tradisi yang sangat dijaga kuat yaitu yang menyangkut pengaturan soal pengganti sultan yang telah wafat haruslah mengacu kepada tradisi (kebiasaan yg dicontohkan leluhur selama ratusan tahun) agar regenerasi sultan sebagai pemimpin keluarga besar tidak seenaknya membuat aturan yang dibuat sekelompok kecil anggota keluarga. Di Kesultanan Kanoman masih memegang tradisi dalam pengaturan regenerasi sultan yaitu putra sultan yang wafat dari istri sultan yang bergelar Ratu sejak lahirnya atau disebut Ratu Dalem/Permaisuri.
Saat ini pemimpin keluarga besar adalah Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin yang bertahta sejak tahun 2003. Dan selama perjalanan beliau menjadi pemimpin tentu menyesuaikan dengan dinamika jamannya, misalnya keraton telah mengadakan beberapa kegiatan seni budaya yang lebih kreatif seperti Buana Meneng (kolaborasi penyanyi Charly Van Houten dengan mubaligh, seniman dan budayawan), pagelaran kolosal Cahya Sumirat Dukuh Caruban yang melibatkan ratusan orang menampilkan sendratari dan mengambil cerita dari perjalanan berdirinya Kerajaan Cirebon dan lain sebagainya. Upaya pelestarian naskah kuno pun dilakukan dengan melibatkan mahasiswa.
Aktifitas di keraton atau kesultanan bukanlah untuk gagah-gagahan dengan memakai gelar dadakan para tokoh besar masa lalu atau sekedar ingin memasang koleksi lencana didada, tetapi yang sesungguhnya lebih dari itu yaitu pengaruh nilai luhur yang telah dirasakan sejak ratusan tahun silam dan masih dirasakan hingga kini harus selalu diterapkan pada diri keluarga besar kesultanan dan masyarakat.. Kita prihatin dengan semaraknya pemakaian nama tokoh besar hanya untuk eksis di media sosial.
Inisiatif pembauran tradisi yang masih dipegang kuat dengan perkembangan jaman harus dilakukan bersama oleh keluarga besar kesultanan dan masyarakat karena masing-masing akan selalu berjalan beriringan dan menjadi kekuatan karakter budaya kita selamanya.