antp Cirebon 

Nurhaesih adalah seorang kepala desa atau Kuwu di desa Tegal Karang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa barat, yang belum genap satu tahun dilantik untuk menunaikan tugas sebagai pemegang tampuk pemerintahan desa. Namun sudah ada dugaan  informasi miring terkait kinerja sebagai Kuwu. 

Yakni adanya informasi bahwa dari mulai awal tahun 2020 sejak para perangkat desa bekerja hingga sampai sekarang belum bisa menikmati hasil sawah bengkoknya. Lantaran menurut informasi dari warga setempat, bahwa perangkat desa Tegal Karang tidak menerima bengkok selain sistem gaji bak ala Kelurahan. Awak media pun berusaha menemui Kuwu untuk mempertanyakan seperti apa sebenarnya hingga para perangkat desa sampai saat sekarang belum menerima hasil kerjanya. Kedengarannya sungguh memprihatinkan kalau memeng demikian.

Namun sangat di sayangkan juga awak media sudah tiga kali menyambangi Kuwu dikantornya tidak bisa ketemu. Lantaran salah satu perangkat desa selalu menyampaikan kepada awak media dengan hal senada,yakni  kalau Kuwu sedang tidak ada ditempat. Awak media pun tidak pernah patah arang, terus berupaya menggali informasi. Hingga pada suatu ketika antp berhasil menemukan beberapa kwitansi penjualan sewa tanah bengkok.  Tertera aneka ragam nilai rupiah tergantung luas ukuran tanah bengkok. Namun dalam kwitansi ada teraan yang ganjil. Yakni yang bertanda tangan di atas materai dalam kwitansi tersebut adalah Miswa salah satu warga desa Tegal Karang. Miswa pun mengakui dengan jujur saat di wawancarai, Ini  perintah Kuwu. untuk urusan penjualan sewah tanah bengkok dikoordinir satu pintu. kata Miswa.

Aneeh.... biasanya desa –desa yang lain kwitansi penjualan sewa tanah bengkok yang tanda tangan diatas materai dalam kwitansi tersebut adalah  Kuwu berikut stempel nya.

Oleh karena itu awak media terus  berusaha menemui Kuwu hingga dua kali dengan mengisi buku tamu. Tetap Kuwu tidak mau bertemu dengan awak media, walaupun awak media suda berpesan dan wanti – wanti kepada perangkat desa agar awak media dapat bertemu Kuwu  . Namun Kuwu bersikekeh tidak mau turun dari tangga  untuk menemui wartawan. Karena ruangan kuwu diatas lantai 2.

Lagi  Awas salah satu staf desa menjawab kalau Kuwu tidak bisa bertemu dengan awak media. Dengan alasan Kuwu sedang keder (pusing). Bahkan Awas menamahkan kalau penjualan sewa tanah bengkok belum ada transaksi apapun.Luar biasa.... seorang kuwu susah ditemui awak media.  Hingga berita ini di terbitkan.Bupati saja mudah ditemui bahkan Bupati senantiasa bersinergis dengan awak media(M.Juanda)    

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama