an tp  Indramayu 

 Lokasi tempat yayasan istana  petilasan syekh dampo awang terletak di desa sudimampir lor kecamatan balongan kabupaten Indramayu, Provinsi jawa barat, kini nampak unik dan megah.

Sebagai penanda, di lolokasi petilasan yang kini dinamakan Yayasan Istana Syekh Dampo Awang terdapat mushollah bahrul hayyat yang dirindangi pepohonan beringin dan ditengah sawah juga terlihat satu pohon beringin yang berukuran cukup besar yang diputari pagar betonasi, terlihat unik dan asri, karena disekitaran lokasi dikelilingi sawah sawah.

Toha pengurus yayasan istana syekh dampo awang menceritakan sejarah dan sil sila asal muasal tempat tersebut, bahwa menurutnya, syekh dampo awang ini mempunyai seorang istri bernama Nyai Rara Rudah  yang kemudian Nyai Rara Rudah punya adik bernama Nyai Retna Keranjang selanjutnya Nyai Retna Keranjang menikah dengan ki ageng Manguntapa yang dikaruniahi seorang putri bernama Nyai Subang Keranjang lalu kemudian nyai menikah dengan Prabu Siliwangi, atas pernikahannya nyai subang keranjang dengan Prabu siliwangi lalu dikaruniahi tiga putra dan termasuk putri.

Putra pertamanya yakni, Prabu Walangsungsang, Nyai Rara Santang, dan Prabu Kian Santang. itulah hamba allah yang turut menysiarkan sebuah misi pertama atau orang perdana dengan adanya Khitan ditanah air kita ini, ucapnya.

"Jadi keponakanya Syekh Dampo Awang adalah Nyai Subang Rarang yang mempunyai tiga  putra dan putri  termasuk Prabu Walangsungsang. Nyai Rara Santang dan Kian Santang itu adalah cucu keponakanya Syekh Dampo Awang,"

Sedangkan Adiknya Prabu Walangsungsang yang bernama nyai Rara Santang yang menikah dengan Raja Khud Mesir bernama Syarif Abdullah yang menmpunyai dua putra yakni, Putra pertamanya Syarif Hidayatullah dan Putra ke duanya Syarif Nurullah yang kini beliau meneruskan Tahta kerajaanya di tanah Mesir yang sekarang terkenal dengan nama Al-Azhar yang sampai sekarang ini masih menjalin hubungan kerjasama baik dengan negara kita Indonesia maupun dengan negara negara islam diseluruh dunia, berarti Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati adalah buyut keponakan dari Syekh Dampo Awang, tuturnya.

"Sebetulnya, Pendiri awal Yayasan Istana Syekh Dampo Awang ini yaitu Syekh Rojjab, beliau itu lahir di kota Kebumen kecamatan mojotengah Kabupaten Wonosoboh Jawa Tengah.

Beliau menimbah Ilmu di Pondok Pesantren kurang lebihnya hampir 13 tahun ditambah 4 tahun berarti 17 tahun, karena yang 4 tahun beliau di kota Wonosobo yaitu beliau itu perna berguru ke Kyai Abu Sujah yang berada di monggang mojotengah kota Wonosobo dan yang 13 tahunya beliau itu, telah menimbah Ilmu di Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang Kabupaten Jawa tengah.

Guru beliau adalah Al Magfurullah Kyai H. Ahkmad Qudori ( Pondok Pesantren Api ), Beliau juga dikenal dengan  perjuanganya, karena beliau senang berkelana  menjelajahi sebagian wilayah Indonesia dan tiada lain diketahuinya yaitu beliau juga selalu menjunjung tinggi Harkat dan Martabat dari seluruh minjumbatil aulia illah"

Lanjutnya Toha bercerita, adapun tempat petilasanya itu telah dibangun dan diberitahukan sejarah hingga sil silanya juga perjuangan semasa sepanjang perjalanan hidupnya yang suka berkelana, karena itu sebagian dari wasiatnya Rossuallah takalah mempertahankan Ka'bah peninggalanya kake buyutnya yaitu Nabi allah Ibrahim allahiwassalam dan Nabi Allah Ismail Allahiwassalam, karena di Indonesia termasuk zona para Aulia illah. maka Syekh  Rojjab itu dimanapun ia berada selalu membangun sebuah tempat petilasan atau makbarohnya para aulia illah," Begitu sementara keterangan biografi sejarah keterangan Syekh Rojjab, menurut versi keterangan  Toha.

Selain itu, Toha juga menjelaskan,Tentang peresmian tempat  Yayasan Istana Petilasan Syekh Dampo Awang, bahwa Syekh Rojjab itu, beliau datang dari Kalimantan tengah kota Palangkaraya pada tahun 2015 awal bulan 1 Januari, kemudian beliau telah membangun dua tempat petilasan yakni, tempat Pertama yaitu  Jiukumnya Prabu walangsungsang yang untuk naik haji ke tanah suci yang kini lokasi itu  tepatnya di desa Singaraja kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

Dan tempat kedua yakni, kini berada di desa Sudimampirlor Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. yaitu telah terbangunya  tempat bersejarah berupa peninggalan sebuah petilasan Syekh Dampo Awang, yang menurut ceritanya masih  Buyutnya Syekh Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ).

" Pada suatu ketika Toha  perna diajak sama beliau  Syekh Rojjab Soan atau berkunjung Kejiganjur Jakarta tepatnya di Masjid Al- munahwaroh diajaknya soan ke Al magfirallah Kyai H. Abdulrahman Wahid ( Almarhum Gusdur ) disana ia bertemu beliau untuk bersilaturahmi yang kemudian beliau Gusdur mengucapkan pesannya kepada Syekh Rojjab agar "Besok siang Sudikah kiranya dengan hormat diharapkan untuk bisa datang ke kantor PBNU Pusat )," dan alhamndulliah Syekh Rojjab pada waktu itu, Syekh Rojjab berdua bersama ( Toha ), dan Besok Paginya sekira Pukul 11.00 Wib. ia bersama Syekh Rojjab  Berkunjung ke Kantor Pusat PBNU. karena Syekh Rojab itu dari dahulu ia dewasa sampai dengan beliau tutup usia tidak perna memiliki indentitas ( KTP), sehingga pada saat berkunjung ke kantor Pusat PBNU, ia ditanya oleh Satpam yang menanyakan Indentitas beliau, selanjutnya beliaupun tidak diperbolehkan masuk oleh Petugas Security, akhirnya beliau Syekh Rojjab mencari tempat singgah dan makan disekitaran lokasi kantor PBNU dan kebetulan disitu terdapat pedagang tahu gejtrot dengan grobak dan beliau makan sambil beristirahat. sekitar pada pukul 12.00 wib. KH. Abdulrahman Wahid atau Gusdur datang kemudian menanyakan langsung kepada petugas Satpam " mana tamu istimewah saya," lalu Satpam memanggil tamu berdua orang yang memakai jubah putih yakni Syekh Rojjab dan Toha, kemudian kedua tamu tersebut diantar keruang utama dan bertemulah dengan segala hormat di ruanganya, saat obrolan dalam silaturahmi tersebut Syekh Rojjab menyampaikan sebuah ayat kepada Gusdur dan alhamndulillah akhirnya Gusdur hafal dan faham. Ucapan terima kasih Gusdur terhadap Syekh Rojjab, dan Syekh Rojjab berpesan kepada beliau yakni," yang pantas menduduki ketua PBNU Pusat ini sebetulnya KH. Hasyim Muzadi (almarhum ), dan pada waktu itu Gusdur pantasnya menduduki RI 1 walaupun dua tahun dan Gusdur langsung memeluk Syekh Rojjab dengan penuh haru, yang pada waktu itu Gusdur masih menjabat sebagai ketua umum 




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama