( Pribumi masyarakat pedang sandang mendukung MTC )

antp Cirebon

Pasar sandang desa Tegal Gubung yang tersohor di Nusantara bahkan tingkat Asia ini berawal dari pasar tradisionil (Pasar konpensional),



 Yang saat itu berawal adanya pasar sandang Tega Gubug sudah sedarai dulu kala sebelum adanya Kemerdekaan sekira Tahun 1912. Yakni yang lokasinya di dekat  kantor desa Tegal Gubug, Hingga selanjutnya kemajuan masyarakat desa Tegal Gubug dalam berdagang sandang harus pindah lokasi yang strategis dan lebih layak gedung  serta kios-kiosnya, bahkan dihamparan sepanjang  bahu jalan area pasar sandang berjejer para pedagang. Yakni di pinggir jalan raya atau  Jl. By pass Cirebon -  Jakarta.

 Hal itupun dikenal terjadi kemacetan lalu lintas setiap hari Selasa dan Sabtu. Karena kegiatan pasar sandang tersebut dalam satu Minggu dua kali masyarakat sekitar nya  dapat beraktifitas berdagang. Dan pengunjungnya pun dari beberapa Daerah yang ada di Nusantara ini. Bahkan aksesnya hingga ke manca Negara. 

Namun sangatlah di sayangkan belakang beberapa Tahun pasar sandang Tegal Gubug  ini saat muncul dari jarak lebih kurang 300M dari pasar tersebut akan di bangun Gedung pasar MOIZ  TRADE CENTER (MTC) ada kendala. Yakni kontofersi bermunculan sehingga sampai saat ini belum juga terealisasi. Bahkan pada hari Selasa (08/12/20) Forum Mahasiswa Suropati (FORMASI)  lagi mengadakan demo sebagai bentuk tidak setuju adanya pembangunan  MTC.


FORMASI dalam aksi demonya, Yakni menolak keras adanya pembangunan MTC yang merupakan pasar modern. Karena nantinya akan merusak tatanan perekonomian masyarakat. Lantaran MTC hanya menguntungkan pihak kapitalis (pengembang) katanya.

Penolakan pembangunan MTC adalah sebagai pijakannya pada landasan Negara Indonesia Pancasila. Perda No. 11 Tahun 2011 dan Perda No. 7 Tahun 2014. Sebagaimana sila ketiga dan ke lima serta Perda No. 7 Tahun 2014 memberikan pondasi  kemanusiaan dan keadilan sebagai azas dalam bersentuhan dengan masyarakat MTC sudah mencabik prinsip kemanusiaan masyarakat.

Dalam Perda No. 7 Tahun 2014 di sebutkan bahwa pasar modern dan pusat perbelanjaan zonasinya harus 1,5 KM. Sementara MTC yang akan di bangun zonasinya hanya lebih kurang 300M. Oleh karena itu diharapkan MTC atas nama masyarakat Desa Tegal Gubug agar Pemda Kabupaten Cirebon (Bupati Cirebon beserta dinas terkait) untuk menghentikan kegiatan pembangunan MTC.  Atau mencabut perizinannya. Demikian yang disampaikan FORMASI  lewat orasinya.

 Sementara seuai para orasi membubarkan diri, Menurut  pribumi  para pedagang pasar desa Tega Gubug  masih enggan membubarkan diri yang baru saja menyaksikan orasi (Demo) dan berkoar juga untuk  angkat bicara dalam menanggapi demo tersebut  kepada beberapa awak media, yakni Herudin mewakili para pedagang sandang “  Para pendemo tersebut mayoritas bukan masyarakat desa Tegal Gubug atau di luar wilayah Kecamatan Arjawinangun. Kami hafal betul mana orang pribumi mana orang non pribumi. Ini jelas demo yang tidak beralasan, lantaran banyak kejanggalan”. Ujar mereka.

 Lanjut Tokoh pedagang, saat kami menanyakan kepada pendemo terkait  apa alasan penolakan pembangunan gedung MTC. Mereka hanya menjawab tolak,tola dan tolak pembangunan MTC. Begitu saja jawab mereka. Kata nya.

Masih kata Herudin, padahal dengan adanya MTC  jelas  tidak adanya persaingan bisnis dengan para pedagan sandang Tegalgubug Konpensional. Karena harga barang di MTC adalah harga menengah keatas. Sementara harga di pasar Tegalgubug adalah menengah kebawa. Artinya kami singkron dengan MTC. Oleh karena itu kami mendukung adanya MTC. Dan selama ini terkait kemacetan nantinya dengan setiap hari berdagang bersamaan MTC, sudah diprediksi oleh tim analis akan mengurangi kemacetan.

Pribumi para  ibu pedagangpun menambahkan,  memang benar orasi tersebut tuntutannya tidak rasional. Sementara para pendemo tersebut domisilinya di wiayah Kecamatan Susukan, tepatnya desa Bojongkulon. Tambahnya.

 Terkait dibangun nya MTC atau tidak kami selaku pedagang sandang tidak merasa dirugikan. Yang jelas jika terlaksana keberadaan MTC itu bertambah ramai sekalligus menguntungkan kita semua bagi pedagang sandang konpensional ikut ramai juga untuk setiap hari berdagang. Dan dengan adanya MTC dampaknya positif. Karena kami berpendapat untuk sisi lain. Yakni nasib para abang ojeg dan kuli panggul pendapatannya akan meningkat. Karena yang sebelumnya para kuli atau ojeg sekaligus tukang beca yang biasanya hanya dua kali dalam Seminggu bekerja. Saat keberadaan MTC mereka bisa setiap hari bekerja. Paparnya.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama