antp Tasikmalaya.
Menurunnya kapasitas perkembangan otak terlihat dari kondisi penyebab penting awal pencegahan.
Hal ini dilakukan pula dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.
Dalam kegiatan acara pelatihan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Desa Papayan, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (12/3/2023), dipaparkan mengenai perihal penting, penyebab, dampak dari stunting.
Berdasarkan data yang tercatat, pada tahun 2017 hampir 95,5 % penduduk usia lebih dari 5 tahun kurang mengkonsumsi sayur dan buah, hal itu pun disebutkan salah satu penyebab stunting.
Kegiatan pelatihan penurunan stunting, pemateri menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang, terutama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dalam kesempatan itu, hadir pula Seka Gusman, Pjs Danramil Salopa. Hal senada disampaikan mengenai peran penting orang tua dalam memperhatikan kecukupan asupan gizi anak.
" Asupan gizi yang seimbang perlu diperhatikan para orang tua, khususnya dimasa pertumbuhan balita, saya mendorong sekali kegiatan adanya pelatihan ini, dimana kita dapat mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari stunting, " ucap Seka Gusman.
Lanjut Gusman pada awak media saat dimintai tanggapannya, bahwa dampak stunting dapat terlihat dari terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, yang mana dapat terlihat pada anak kurang tinggi dari teman sebayanya.
Dikatakan oleh Kapolsek Salopa,AKP Supian, SH. berharap melalui pelatihan ini, kita semua minimal dapat mengetahui ciri-ciri stunting yang terlihat, misal pertumbuhan anak melambat dari usia sebayanya, apalagi saat ini sekitar 8 juta anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak maksimal, 1 dari 3 anak mengalami stunting," pungkasnya.(red)
Posting Komentar