antp PADANG
Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sumatera Barat melakukan aksi di depan kantor BPK sumbar, Jumat (16/06/2023). Dalam aksi tersebut, PW SEMMI Sumbar menyoroti penyelanggaraan Penas 2023 yang baru saja usai.
Ketua PW SEMMI Sumbar, Abdurahman Meinanda dalam orasinya menilai penyelenggaraan Penas Tani dan Nelayan 2023 telah melukai hati masyarakat.
"Ironisnya, kenapa kami kecewa dengan terselenggaranya penas kemarin ? Karena kami menilai event yang mengatasnamakan petani dan nelayan hanyalah kamuflase acara yang menguntungkan para pejabat elit," ucapnya.
Lebih lanjut, Nanda sapaan akrabnya juga menyinggung dalam penyelenggaraan Penas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sudah diusulkan menjadi tersangka dalam dugaan korupsi dan suap
Lebih jauh, Nanda juga menyinggung perihal contoh dampak langsung dari acara tersebut. Katanya, pejabat dinas memberikan PHP kepada masyarakatnya sendiri dengan rayuan peserta Penas akan menginap di rumah masyarakat. "Tapi nyata di hari H dibatalkan secara sepihak," katanya.
Masih dalam orasinya tersebut, Nanda meminta kepada BPK untuk segera mengaudit laporan keuangan event Penas tersebut karena dengan anggaran 100M itu cukup aneh bagi baginya dengan contoh dampak langsung seperti tidak jadi menyewa rumah masyarakat dan lainnya.
"Dengan anggaran segitu, masak mereka tidak bisa menyewa rumah warga? Bagaimana dengan mereka yang juga sudah terlanjur berhutang dalam merenovasi rumahnya ? Kan bukan salah mereka juga, penyelenggaralah (pemprov) yang menawarkan ke masyarakat," tegasnya.
Korlap aksi, Rahman dalam orasinya menyampaikan diluar dari Penas, Pemprov Sumbar dari pantauan ada 48 event yang sudah terilis dari 77 event internasional, nasional dan daerah.
"Artinya kita ambil satu event Penas yang skalanya nasional dengan menghabiskan dana 100 M, bagaimana uang rakyat yang nantinya dugaan dan asumsi kami mejadi euforia pejabat lagi ? Apalagi nantinya Sumbar ada event terbesar yakni nya WISE 2023 yang skalanya internasional. Apakah bernasib sama dari penas atau lebih parah dari penas ?," ujarnya.
Dalam aksi tersebut, Rahman juga mengaku kecewa dengan BPK setelah pihaknya diberikan perwakilan untuk beraudiensi dengan pihak BPK. Yang mana, katanya, diluar dugaan pihaknya, karena pihak BPK meminta untuk mencari data bisa bekerja.
"Kami merasa aneh dengan BPK yang meminta kami untuk mencari data, lalu gunanya Bapak dan ibu apa? Kan sudah tupoksi kerja BPK dalam hal tersebut. Kalau tidak sanggup ayok gantian saja dengan kami kalau untuk bekerja," katanya.
Terakhir, menurut Rahman dalam acara Penas kemarin, selaku perwakilan dari Padang Pariaman juga sangat kecewa dengan terselenggaranya acara tersebut.
"Harusnya ada pembicaraan khusus terkait nasib tambah udang yang ada di pinggiran pantai Pariaman yang sampai hari ini izinnya pun juga belum jelas dan aneh. Ya wajar wajar saja jika acara kemarin hanya euforia pejabat dengan berkedok madani dan rakyat. Tapi nyatanya hanya menguntung orang yang mempunyai jabatan dan uang yang tinggi," tutupnya. (DF juanda)
Posting Komentar