Dalam aksinya tersebut, mereka menyoroti kinerja PDAM dan menuntut Bupati Padang Pariaman agar mengevaluasi kinerja Dirut PDAM beserta Dewan Pengawas.

Korlap aksi demo yang juga salah satu pentolan Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia yang bernama Rahman mengatakan ada lima tuntutan yang dilontarkan dalam aksi tersebut.

“Ada lima tuntutan kami yaitu bupati mengevaluasi kinerja Dirut PDAM, mendesak PDAM transparan dalam keuangan, pelayanan Dirut saat ini buruk, copot dirut saat ini dari jabatannya dan audit harta kekayaan dirut,” ungkapnya dalam orasi.

Dikatakannya juga, mereka mempertanyakan terkait PDAM mengaku merugi sedangkan masyarakat membayar terus.

“Kami menilai adanya kejanggalan di PDAM. Mereka mengaku devisit sementara itu pelanggan selalu membayar,” terangnya.

Lalu menurutnya banyak laporan dari masyarakat sepeti contohnya mereka membayar perbulannya 400 rbu kalau dibandingkan dengan kota padang perbulannya hanya 50 ribu. Lalu kemudian dalam ketidak adanya keterbukaan informasi pdam padang pariaman. Sebagai contoh websitenya sudah mati dan masyarakat juga kesulitan dalam akses info mengakibatkan air sering mati dan malahan ada yang sampai berminggu minggu.

“Ini adalah bentuk ketidakbecusan dirut yang mana beliau katanya sudah puluhan tahun berkecimpung di perusahaan ini, akan tetapi tidak ada pembenahan,” tuturnya.

Disisi lain, lanjutnya, ada salah satu kelompok sedang menandatangani MOU bersama PDAM Padang Pariaman dan dilanjutkan apel sampai selesai, “kelompok tersebut juga ikut melihat aksinya kami,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dalam akhir aksi tersebutlah kelompok yang tadinya MOU dengan PDAM Padang Pariaman mulai menghampiri kami dengan nada yang keras, adanya sentuhan-sentuhan fisik serta adanya bahasa ancaman ( gua cari lo/ den cari ang).

Terakhir Rahman mengatakan, pihaknya akan membuat laporan dan akan mendatangi instansi pihak-pihak yang berwenang. “Negara tidak boleh kalah sama ormas,” tutupnya. (M.Juanda Limbat)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama